Selasa, 19 Mei 2009

Minggu, 19 April 2009

KEMPANYE DAN PEMILU SIAPA TAKUT?


Hadouh, namanya Pemilu pasti aja ada namanya kampanye. Tanggal 16 Maret kemaren udah mulai kempanye parpol terbuka di mana-mana. Sehari sebelumnya, semua ketua parpol yang ke-PD-an menang and bisa mimpin pada ngumpul di Arena Pekan Raya Jakarta buat ngedeklarasiin kempanye damai. Omong kosong, di hari itu juga, sebelum dibunyiin sirine tanda kampanye damai dimulai, ada salah satu parpol yang bikin rusuh. Coba liat, dengar, nonton di media massa deh, dari parpol yang sekuler, liberal, sosialis sampe parpol yang katanya punya moral keagamaan tinggi, sopan and lembut kaya marmut pun, ikut rusuh juga, sob! Aduh,..gmana?
I don’t care the rules! Itu mestinya yang kader parpol peserta Pemilu 2009 teriakin N resapin dalam relung hati mereka yang paling dalam! Banyak peraturan yang dilanggar sama mereka yang lagi kampanye. Banyak anak kecil ingusan yang ikut-ikutan kampanye, kalo pake motor ngak pada peke helm, ngembat jalan orang. Bikin polusi asep N suara, pas sampe panggung, bukannya juru kampanye yang ngoceh nguber janji kosong, malah penyanyi dangdut yang goyang erotis bikin tegang di siang bolong. Makin puanasss… Owh Awh… Tarik mang… Goyang yowh.. eh..eh bentar UU Pornografinya mana?
Next…
Brur, ngapain bingung-bingung milih siapa cikal bakal pemimpin baru buat rakyat Indonesia yang makin gaul ini. Gimana gak gaul? Anak jalanan makin banyak, PKL ngebludak, pengangguran ngantri, 50.000 angka bunuh diri, yang 70%nya gara-gara masalah ekonomi, banyak CW yang ngejual diri Cuma buat sebungkus nasi N ngasih ke bonyok mereka di kampung, angka kriminal meningkat drastis, tawuran antar kampung, antar SARA goes on, pemberontakan Bintang Kejora di Papua yang pengen misahin diri dari Indonesia makin panas. Sementara SDA berupa hutan, hasil laut, minyak bumi, batu bara terus aja dikenyotin sama perusahaan swasta N asing. Tapi, apa kata Mas Ndut Ngantuk N partnernya? Harga BBM diturunkan-diturunkan-diturunkan. BLT lanjutkan? Lanjutkan… Harga BBM turun bukan hasil kerja si Mas, ya emang harga minyak dunia lagi turun. Ehem, inget padi super toy!
Next…
Siapa sih yang diuntungkan? Katanya pesta rakyat, tapi kok Mas Supri masih aja ngenyot becak, Mas Imam masih aja toeh narik ojeknya, yang pesta sih kayanya Mas ROMA aja ama soneta groubnya yang kebanjiran job di pesta kampanye, eh iya ada lagi satu yang kelupaan paman sblon dkk, kayanya juga ke cipratan kue pesta toeh, ya paling Cuma gopenglah, Paman pentol juga dapat toeh, pas lagi orang kempanye dia jualan pentol kan dapat juga ke cipratan kue pestanya eheheee, eh Gepeng juga dapat toeh, pas orang lagi kampenye dia lagi di cari buat alat peraga kampenye, ya di jadiin obyek partailah gambar lambangnya di kepala Mas Gepeng kan lumayan uangnya buat beli bakso ehehehe…
Next…
Kampanye N Pemilu hanya menyisakan sampah-sampah berserakan, banyak orgil yang nggak menang Pemilu, babak belur karena nggak bisa menuhi janji pas kalah, bunuh diri karena malu ama tetangga nggak banyak dapat suara, sampe ada yang nggak berani keluar rumah karena utangnya numpuk pas waktu kempanye. Weleh-weleh pesta apa pesta ya sampe lupa diri.
Biaya Pemilu yang begitu besar bahkan paling besar di seluruh Dunia, wah habisin dan APBN aja toeh lebih baik buat anggaran pendidikan yang kurang atau buat biaya kesehatan masyarakat yang ngak terjamin. Bayangin aja orang miskin di larang sakit karena gara-gara mahalnya biaya rumah sakit, aduh dimana toeh Mas Susi sama Mas Kala.
Nah, smart kan! Pemilu bukan solusi dari problem kenegaraan. Pemilu gak lebih dari unjuk gigi parpol yang keluar dari fungsi asalnya sebagai wadah aspirasi masyarakat, pengkritisi UU N sarana pembelajaran politik buat masyarakat + bukan rebutan ngirim calon pemimpin negara. Masak ia parpol ngasih sembako, ngadain pengobatan gratis? Tapi kalo udah duduk di kursi kekuasaan, rakyat jadi bahan malpraktik lagi dah. Nasib…nasib. Jadi hanya penerapan syariah Islamlah yang mampu menyelamatkan Indonesia bahkan Dunia, sekarang mau pilih mana pilih golput atau penerapan Syariah Islam? Ya kalau ngak ada partai yang siap menerapkan syariah Islam secara kafah ya lebih baik contreng yang warna putih aja, hehehe.
SUARA RAKYAT, SUARA TUHAN?


Masa kampanye telah berakhir, dan pemilihan anggota legeslatifpun kini telah usai, yang ada hanya tinggal rakyat menagih janji. Akankah harapan yang telah mereka taruhkan untuk memilih pemimpin yang adil dan bijaksana bisa terwujud ataukah rakyat hanya dijadikan alat untuk maju ke kursi pemerintahan, ini akan dibuktikan pada saat dilantiknya para pemimpin-pemimpin baru nanti.
Dan apakah selogan Suara Rakyat, Suara Tuhan Itu benar-benar bisa di buktikan, ataukah hanya omong kosong belaka? Meskipun rakyat bukan representatif dari suara Tuhan.
Di Indonesia sendiri, pada tahun ini terdapat 10,24 juta rakyat menganggur, 33 juta lebih rakyat hidup di bawah garis kemiskinan, bahkan jika menggunakan standar Bank Dunia, angkanya bisa mencapai 100 juta orang. Sebanyak 90% kekayaan migas kita juga telah dikuasai oleh kekuatan asing. Belum lagi kekayaan alam yang lainnya. Lihatlah, kekayaan alam kita yang melimpah ternyata hanya menyumbangkan 20% pendapatan dalam APBN, 75%nya diperoleh dengan ‘MEMALAK’ rakyat, melalui pajak, sisanya 5% dari perdagangan, dan lain-lain.
Inilah realitas sistem Kapitalis Sekularisme dan Liberalisme yang mencengkram kehidupan umat Islam, termasuk di negeri ini. Adilkah itu?
Jadi, masihkah kita berharap pada sistem yang rusak seperti ini, yang terbukti telah menghempaskan dunia, termasuk Indonesia, ke dalam jurang kehancuran? Orang yang berakal sehat, tentu akan menjawab tidak. Itulah mengapa, seorang Angela Merkel, Kanseler Jerman, beberapa waktu lalu pernah menyatakan, bahwa dunia membutuhkan sistem alternatif.
Yakinlah bahwa perubahan negeri ini ke arah yang lebih baik tidak bisa hanya dengan ‘mengubah’ (mengganti) sosok pemimpinnya, tetapi juga mengubah sistem/aturan yang dijalankannya, yakni dari sistem sekuler, sebagaimana saat ini, ke sistem Islam, yang diwujudkan dengan penerapan syariah Islam secara total dalam negara. Hal ini penting karena satu alasan: Menerapkan hukum-hukum Allah dalam seluruh aspek kehidupan adalah kewajiban kolektif (fadhu kifayah) bagi umat Islam. alasan lainnya, karena sistem sekuler, dengan demokrasi sebagai salah satu pilarnya, saat ini telah terbukti rusak dan gagal menciptakan kesejahteraan lahir batin dan keadilan bagi semua pihak. Logikanya, buat apa kita mempertahankan sistem yang telah terbukti rusak dan gagal? Padahal jelas Allah SWT telah menyediakan sistem yang baik, yakni sistem syariah Islam.
Tentu bisa dianggap tidak bertanggung jawab atas nasib negeri ini jika dala menghadapi Pemilu kita hanya duduk manis seraya melipat tangan di dada, tidak berbuat apa-apa demi perubahan. Akan tetapi, tentu tidak bijak pula jika Pemilu seorang dianggap ‘obat mujarab’ yang pasti menghasilakan perubahan ke arah yang lebih baik. Jika yang diinginkan adalah perubahan semu dan sesaat (sekedar pergantian orang-orang yang duduk di struktur pemerintahan dan di DPR), mungkin iya. Namun, jika yang dikehendaki adalah perubahan hakiki dan mendasar (dari sistem sekuler ke sistem yang berlandaskan syariah Islam), maka masuk dalam pusaran sistem demokrasi justru sering melahirkan bahaya nyata: pengabaian terhadap sebagaian besar hukum-hukum Allah SWT. Pasalnya, demokrasi memang sejak awal menempatkan kedaulatan (kewenangan membuat hukum) berada tangan menusia (rakyat) ‘Voice People, Voice God’, bukan di tangan Allah SWT. Akibatnya, hukum-hukum Allah SWT selalu tersingkir, dan hukum-hukum buatan manusialah yang selalu dijadikan pedoman. Inilah yang sudah terbukti dan disaksikan secara jelas di dalam sistem demokrasi di manapun, termasuk di negeri ini.
Semoga Allah SWT melimpahkan hidayah dan taufiq atas umat ini, yang bisa menggerakkan mereka untuk aktif dalam memperjuangkan tegaknya syariah Islam. semoga Allah SWT pun selalu membimbing umat ini agar senantiasa menapaki manhaj perjuangan Rasulullah saw., sejak memulai dakwahnya di Makkah hingga berhasil menegakkan Daulah Islam di Madinah, sekaligus menyebarluaskan dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Amin.
Sarli
Mahasiswa FKIP Unlam Program Studi Pendidikan Ekonomi
Aktivis Forum Mahasiswa Anti Imperialisme Kalimantan Selatan
Email: jundullah.88.a.s.a@gmail.com

Kamis, 02 April 2009


Pungli Berkedok Pendidikan Jelid II?


Wajah dunia pendidikan begitu sangat memilukan, pendidikan dijadikan sebagai wadah “bisnis”. Di negara-negara maju pendidikan dijadikan sebagai lembaga yang paling diperhatikan oleh pemerintahnya. Bahkan karena sangat penatiknya terhadap dunia pendidikan Jepang mempyoritaskan pendidikan sebagai aset utama mereka.
Hari ini di Indonesia fenomena yang sangat memilukan Ibu Pertiwi di mana pendidikan sudah dijadikan sebagai ladang bisnis bagi para birokrat pemerintahnya. Hari ini di Indonesia tidak ada satu perguruan tinggipun yang biaya pendidikannya murah, dari PTS (Perguruan Tinggi Swasta) sampai PTN (Perguruan Tinggi Negeri). Bahkan untuk biaya masuknya saja ada perguruan tinggi negeri yang mematok angka nominal sampai Rp 4.000.000,00. Dan ini terjadi di depan mata kita, di depan mata penguasa yang katanya memperjuangkan hak rakyat.
Keadaan ini terjadi hampir disetiap pulau di Indonesia termasuk Kalimantan Selatan yang diwakili oleh PTN Universitas Lambung Mangkurat yang menerima mahasiswa paling banyak melalui jalur MANDIRI dengan angka nominal biaya untuk masuk perguruan tingginya tidak kurang dari Rp 4.000.000,00.
Bisakah rakyat sejahtera hanya dengan waktu hitungan jari? Tidak jarang diperguruan tinggi banyak para dosen, birokratnya sampai pegawai biasanya yang memanfaatkan jabatan mereka untuk mengeruk uang mahasiswanya. Sebagai contoh adanya Mata Kuliah Study Tour yang orientednya jelas kearah menghambur-hamburkan uang. Dan ini diwajibkan bagi seluruh mahasiswa terutama di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP UNLAM).
Sebagai negara yang sudah lama merdeka sungguh sangat malu jika Indonesia tidak mampu menyamakan kedudukannya dengan Vaitnam yang baru saja merdeka. Tahun 2005 saja di dalam angka kesejahteraan Indonesia berada jauh di bawah Vaitnam, belum lagi masalah signifikan lainnya seperti pendidikan, sosial, dan budayanya.
Rakyat Indonesia terlanjur di manjakan oleh Sumber Daya Alam yang melimpah sehingga menganak tirikan segala bentuk Ilmu Pengetahuan. Ditambah lagi dengan Globalisasi yang begitu menganak-pinak di negeri ini, dan hampir mengikis habis budaya asli bangsa ini.
Dunia pendidikan pun tidak jarang di jejali oleh budaya-budaya Global yang menjerumuskan bangsa ini ke dalam krisis moral. Tidak sedikit pelajar dan mahasiswa yang terjaring kasus narkoba, tawuran, seks bebas, dan gaya berpakaian yang tidak senonoh.
Ini semua terjadi salah satu nya akibat dari lemahnya kinerja dunia pendidikan yang seharusnya mencerdaskan bangsa ini tanpa pamrih. Bukan menjadikan lembaga yang paling fital ini sebagai tempat untuk memperkaya oknom birokratnya.
Seharusnya hari ini dan detik ini pula gelar guru tanpa tanda jasa dicabut, karena gelar itu sudah tidak layak lagi bagi mereka, karena tidak sedikit guru dan dosen yang memanfaatkan profesi mereka untuk ladang bisnis belaka “menjual buku paket dan lain sebagainya”.
Pendidikan yang layak adalah tanggung jawab negara dan setiap rakyat berhak untuk mendapatkan nya secara murah bahkan gratis karena itu memang tugas negara untuk memenuhi pendidikan yang berkualitas demi tercapainya tujuan negara yang ingin mensejahterakan rakyatnya secara merata di setiap kalangan dan golongan masyarakat secara umum, tanpa memandang suku, ras, agama, dan adat istiadatnya, karena Indonesia hanya satu.
Ahmad Sarli Anwar
Program Studi Pendidikan Ekonomi Unlam
Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam
Email: jundullah.a.s.a@gmail.com
KEMPANYE PARPOL CARUT MARUT?

Tinggal beberapa hari lagi pemilihan anggota legeslatif baik tingkat Kota, Propinsi maupun RI akan segera di gelar, tepatnya tanggal 9 April 2009. Hingga saat ini para caleg dan parpolnya sibuk mempromosikan diri kepada masyarakat, agar mereka dapat dikenal dan dipilih oleh masyarakat sebagai bentuk kepercayaan terhadap mereka. Bahkan tidak jarang para caleg dan parpol melakukan kontrak politik untuk menarik perhatian dan minat masyakat untuk memilihnya.
Untuk mempromosikannya diri dan parpolnya kepada masyakat tidak jarang parpol dan calegnya melakukan kempanye-kempanye yang menyalahi aturan, ini adalah bentuk ketakutan mereka yang kita anggap wajar terjadi kepada parpol yang tiba-tiba mengklaim diri sebagai wakil rakyat.
Demi menarik minat anggota masyarakat tidak jarang parpol melakukan hal-hal gila yang diluar akal sehat, bahkan tidak sedikit uang yang mereka keluarkan untuk melakukan kempanye dan promosi partainya baik melalui baleho, spanduk, stiker, bahkan menggunakan media informasi, baik elektronik maupun media cetek.
Tanggal 9 April 2009 seperti buah ketakutan bagi mereka sehingga tidak jarang caleg dan parpol melakukan kempanye menyalahi aturan. Bahkan lingkungan pendidikan pun seperti kampus, sekolahan dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya tidak jarang dijadikan mereka sebagai tempat melakukan kempanye, Unlam sebagai salah satu contoh tempat kampanye gratis bagi partai politik.
Tidak sedikit dan tidak jarang mobil-mobil yang berlambangkan Parpol dan caleg masuk di lingkungan Unlam dengan sangat leluasa. Bahkan beberapa parpol melalui tim suksesnya nekat membagi-bagikan alat kampanye kepada masyarakat kampus.
Sepertinya UU Pemilu dan Partai Politik tahun 2008 sudah tidak berlaku lagi, haruskah UU tersebut kita bakar beramai-ramai, kalau KPUD dan Panwaslu tidak berani menindak tegas para caleg dan parpolnya yang sudah melanggar UU tersebut. UU Pemilu dan Partai Politik tahun 2008 pasal 84 dengan tegas mengatakan bahwa setiap partai politik yang berkempanye di tempat-tempat Ibadah, lingkungan Pendidikan, dan tempat-tempat umum lainnya di tindak tegas, bahkan bagi caleg yang melanggar, namanya dihapus dari daftar calon legeslatif.
Tapi ini adalah sebuah UU yang bisa dilanggar dan bisa di terapkan bila ada unsur kepentingan, dan kasus-kasus pelanggaran lain seperti maraknya kampanye di lingkungan kampus maupun di tempat-tempat ibadah adalah merupakan bentuk kegagalan dari sebuah lembaga Panwaslu yang di amanati untuk mengawasi jalannya kampanye dan pemilu.
Bahkan sepertinya lembaga-lembaga pendidikan seperti Unlam membiarkan hal ini terjadi, buktinya Unlam memfasilitasi parpol untuk berkempanye di lingkungannya seperti yang terjadi pada tanggal 7-8 Maret 2009 di aula Rektorat Lantai 1 dengan menghadirkan tiga Parpol dan pada waktu itu terjadi kampanye nyata di depan ratusan peserta akademisi bahkan yang lebih parah lagi ada beberapa caleg yang membagi-bagikan stiker Parpol kepada setiap peserta, dan tidak ada tindakan nyata dari Petinggi Unlam yang kebetulan hadir pada waktu itu. Salah kah jika kita berpandangan bahwa carut marutnya kampanye ini sudah di setting oleh setiap kalangan termasuk akademisi?
Sebagai kritikan bagi Panwaslu yang seharunya berani menindak tegas para caleg yang melanggar ketentuan kampanye menurut UU Pemilu dan Partai Politik tahun 2008 yang harus di jalankan dengan setegas-tegasnya sehingga Pemilu 2009 yang tidak akan lama lagi, berlangsung bersih meskipun tidak akan mendapatkan pemimpin-pemimpin yang idaman untuk mewakilkan rakyat di DPR dan kursi ke Presidenan nanti sampai 5 tahun ke depan. Dan jika Pemilu 2009 ini tidak berhasil mengantarkan pemimpin-pemimpin yang ideal untuk bangsa dan negeri ini, maka haruskah kita akan melanjutkan pemilu-pemilu yang akan datang? Wallahu a’alam bi ash-shawab
Ahmad Sarli Anwar
Mahasiswa FKIP Unlam Program Studi Pendidikan Ekonomi
Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam
Email: Jundullah.88.a.s.a@gmail.com

SELAMAT DATANG DI PANGGUNG DEMOKRASI?


Tidak lama lagi, Indonesia kembali akan menyelenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) 2009. Pemelihan yang bukan saja akan mengantarkan seorang presiden ke panggung pemerintahan tetapi juga akan memilih anggota legeslatif yang mengklaim diri mereka sebagai wakil rakyat.
Pemilihan anggota legeslatif akan diselenggarakan pada 9 April 2009. Sedangkan pemilihan presiden akan diselenggarakan pada awal Juli 2009 untuk putaran pertama, dan pertengan September 2009 untuk putaran kedua.
Pada dasarnya ada tiga fungsi utama legeslatif: (1) Fungsi legeslatif untuk membuat UUD dan UU; (2) Melantik presiden/wakil presiden; (3) fungsi pengawasan, atau koreksi dan kontrol terhadap pemerintah. Adapun presiden secara umum bertugas melaksanakan Undang-Undang Dasar, menjalankan segala Undang-Undang dan peraturan yang dibuat.
Oleh sebab itu betapa pentingnya legeslatif bagi sebuah pemerintahan, untuk monitoring kinerja pemerintah.
Sebagai sebuah negara yang pernah mendapat “Mendali Demokrasi” dari IAPC (Asosiasi Internasional konsultan Politik) seharusnya Indonesia menjadi tempat untuk pendidikan demokrasi yang baik dan benar. Sebagai sebuah contoh untuk pemberlakuan Domokrasi pada tahap selanjutnya.
Anggota legeslatif yang ada sekarang bukanlah murni orang yang ditunjuk oleh rakyat melainkan partai politik, sedangkan partai politik tidak bisa digolongkan sebagai sebuah masyarakat, karena di dalam partai politik terdapat berbagai macam individu, agama, suku, ras, budaya, golongan, kepentingkan dan lain-lain.
Berarti yang ada sekarang bukanlah wakil rakyat tetapi orang yang mengklaim diri mereka sebagai wakil rakyat, bahkan yang paling lucu lagi jika orang yang mengklaim diri mereka sebagai wakil rakyat tidak pernah “berkunjung ke tempat rakyatnya dan tidak sedikit orang yang mengklaim diri sebagai wakil daerah tertentu bukanlah berasal dari daerah yang bersangkutan melainkan dari daerah lain di luar daerah yang mereka wakilka”.
Sudah menjadi pemandangan yang biasa bagi masyarakat jika mendekati masa Pemilu pasti akan banyak baleho, umbul-umbul, spanduk, poster dan lain-lain yang menghklaim sebagai wakil rakyat. Apakah ini yang disebut dengan demokrasi?
Kalau begini sepertinya demokrasi tidak memberikan sebuah harapan tetapi lebih kearah menyengsarakan.
Jika anggota legeslatif memeng wakil rakyat maka meraka adalah orang yang lahir dari tengah-tengah masyarakat bukan dari tengah-tengah partai politik. Serta tujuan dan kepentingan mereka di dewan adalah semata-mata untuk mensejahterakan rakyat bukan golongan atau partai tertentu. Maka jika seperti itu tidak akan pernah ada Undang-Undang yang akan bertentangan dengan rakyat seperti UU BHP, UU Penanaman Modal, UU Migas, UU Sumber Daya Alam, serta Perda-perda yang tidak sesuai dengan amanah rakyat.
Selain itu, juga tidak akan pernah ada seorang wakil rakyat yang ketakutan jika berkunjung ke tempat rakyatnya, tidak menggunakan beratus-ratus pengawal, dan tidak perlu waspada terhadap rakyatnya sendiri, karena dia benar-benar orang yang berasal dari rakyat dan ditunjuk langsung oleh rakyat.
Komitmen seperti inilah yang akan membangkitkan negeri ini bukan perebutan kekuasaan atau kedudukan tetapi lebih ke arah bagaimana memperjuangkan bangsa yang kian terpuruk ini. Jika kekuasaan berada di tangan rakyat maka rakyatlah yang berdaulat dan menentukan ke arah mana bangsa ini, dan semua keputusan yang di ambil semata-mata demi kepentingan rakyat dan tidak besebrangan dengan rakyat seperti yang terjadi sekarang ini. Itulah wakil rakyat yang sebenar-benarnya, maka pilihlah wakil rakyat yang benar-benar mewakili rakyat bukan wakil rakyat yang hanya mengklaim diri sebagai wakil rakyat.
Ahmad Sarli Anwar
Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Unlam
Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam
Jundullah.88.a.s.a@gmail.com

Rabu, 11 Maret 2009

CINTA SEJATI HANYALAH UNTUKMU

Cinta tidak pernah meminta, ia sentiasa memberi, cinta membawa penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta di situ ada kehidupan; manakala kebencian membawa kepada kemusnahan.~ Mahatma Ghandi
Tuhan memberi kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita? Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah namanya Cinta.
Ada 2 titis air mata mengalir di sebuah sungai. Satu titis air mata tu menyapa air mata yg satu lagi,” Saya air mata seorang gadis yang mencintai seorang lelaki tetapi telah kehilangannya. Siapa kamu pula?”. Jawab titis air mata kedua tu,” Saya air mata seorang lelaki yang menyesal membiarkan seorang gadis yang mencintai saya berlalu begitu sahaja.”
Cinta sejati adalah ketika dia mencintai orang lain, dan kamu masih mampu tersenyum, sambil berkata: aku turut bahagia untukmu.
Jika kita mencintai seseorang, kita akan sentiasa mendoakannya walaupun dia tidak berada disisi kita.
Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.
Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan rasa suka dimulai dari telinga. Jadi jika kamu mahu berhenti menyukai seseorang, cukup dengan menutup telinga. Tapi apabila kamu Coba menutup matamu dari orang yang kamu cintai, cinta itu berubah menjadi titisan air mata dan terus tinggal dihatimu dalam jarak waktu yang cukup lama.
Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan.
Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal dunia , lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya . Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi ada hayatnya.
Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas kurniaan itu.
Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat -Hamka
Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat.
Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.
Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu. Hanya untuk menemukan bahawa pada akhirnya menjadi tidak bererti dan kamu harus membiarkannya pergi.
Kamu tahu bahwa kamu sangat merindukan seseorang, ketika kamu memikirkannya hatimu hancur berkeping.
Dan hanya dengan mendengar kata “Hai” darinya, dapat menyatukan kembali kepingan hati tersebut.
Tuhan ciptakan 100 bahagian kasih sayang. 99 disimpan disisinya dan hanya 1 bahagian diturunkan ke dunia. Dengan kasih sayang yang satu bahagian itulah, makhluk saling berkasih sayang sehingga kuda mengangkat kakinya kerana takut anaknya terpijak.
Kadangkala kamu tidak menghargai orang yang mencintai kamu sepenuh hati, sehinggalah kamu kehilangannya. Pada saat itu, tiada guna sesalan karena perginya tanpa berpatah lagi.
Jangan mencintai seseorang seperti bunga, kerana bunga mati kala musim berganti. Cintailah mereka seperti sungai, kerana sungai mengalir selamanya.
Cinta mampu melunakkan besi, menghancurkan batu, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya cinta !
Permulaan cinta adalah membiarkan orang yang kamu cintai menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kamu inginkan. Jika tidak, kamu hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kamu temukan di dalam dirinya.
Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setitis embun yang turun dari langit,bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus,tumbuhlah oleh kerana embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur,di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji.~ Hamka
Kata-kata cinta yang lahir hanya sekadar di bibir dan bukannya di hati mampu melumatkan seluruh jiwa raga, manakala kata-kata cinta yang lahir dari hati yang ikhlas mampu untuk mengubati segala luka di hati orang yang mendengarnya.
Kamu tidak pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta. namun apabila sampai saatnya itu, raihlah dengan kedua tanganmu,dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya
Cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut ke mulut tetapi cinta adalah anugerah Tuhan yang indah dan suci jika manusia dapat menilai kesuciannya.
Bukan laut namanya jika airnya tidak berombak. Bukan cinta namanya jika perasaan tidak pernah terluka. Bukan kekasih namanya jika hatinya tidak pernah merindu dan cemburu.
Bercinta memang mudah. Untuk dicintai juga memang mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai itulah yang sukar diperoleh.
Satu-satunya cara agar kita memperolehi kasih sayang, ialah jangan menuntut agar kita dicintai, tetapi mulailah memberi kasih sayang kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan. (Dale Carnagie)
Makna CInta Untuk MU..


TIADA YANG SEINDAH RASA YANG PERNAH ADA

BETAPA JAUH AKU MENCINTAIMU DAN BETAPA JAUH AKU MERINDUKANMU

INILAH CINTA YANG DIRASAKAN SEORANG YANG INGIN MELIHAT WANITA DARI KETULUSAN HATINYA

SIAPAPUN KAMU AKU AKAN MENJADIKANMU YANG TERBAIK DALAM HIDUPKU.

JADILAH CINTA SEJATIKU

DAN TULUS UNTUK MENCINTAIKU

PACARAN TIDAK MEMBUKTIKAN KETULUSAN HATIMU

TAPI MALAH MEMBUAT AKU CURIGA PADAMU

APAKAH KAU HANYA PURA-PURA

TAPI JADI PEJUANG CINTA

YANG MERELAKAN HIDUPNYA DI BAHTERA PERNIKAHAN

SEKALI LAGI JADILAH ORANG YANG PEMBERANI

UNTUK MEMBUKTIKAN CINTAMU

BUKAN MENJADI PEMBUAL CINTA YANG HANYA LARUT DALAM KEINGINAN NAFSU SEMATA

KAMULAH CINTAKU............................

CINTAKU JANGAN DINANTI-NATI KARENA CINTA KU HANYA KEPADA MU

KALAU KAU YAKIN HATI INI AKAN MENJADIKAN MU SEBAGAI CINTA SEJATIKU

MAKA ITULAH JAWABAN HATI YANG TIDAK AKAN PERNAH PUDAR..

BISAKAH WAKTU MENJAWAB BETA AKU MENGANGGUMIMU DAN INGIN MENJADIKAN MU SEBAGAI PENJAGA CINTAKU

ITU ADALAH JAWABAN HATI YANG TERDALAM JIGA MENJADIKAN CINTAMU SEBAGAI CINTA YANG ABADI BAGIKU
Cinta-------apa sih artinya?


Cinta bagi gue simpel aja,
Cinta adalah sebuah kalimat yang mudah diperjual belikan. Bagi gue cinta itu tidak lebih hanya sebuah nafsu yang bisa diartika sebagai simbol bagi suatu kebodohan…wooo terlalu menyudutkan makna cinta kearah yang sangat buruk.
Tidak bagi gue cinta yang selama ini diagung-agungkan oleh pujangga cinta hanyalah sebuah ke palsuan belaka yang bisa di perjual belikan.
Bagi gue cinta itu adalah laksana kalbu yang paling terdalam yang hanya bisa dirasakan oleh orang yang mempunyai penghormatan terhadap cinta itu sendiri… bagi gue cinta tidak akan pernah pudar meski orang yang kita cintai itu tidak membelas cintanya kepada kita….. eh--- terlalu setia loh.

Cinta Simpel Aja Kali,
Gue saat ini sedang jatuh cinta kepada orang yang tidak pernah gue lihat bahkan di dalam mimpi sekalipun, tapi entah kenapa cinta gue begitu nyata dan sepertinya tidak bisa digantikan dengan makna cinta yang lain.
GOLPUT ADALAH PILIHAN UTAMA

Jika tidak ada wakil rakyat yang bisa diandalkan untuk memimpin kita maka tidak ada alasan bagi kita untuk memilih golput saja. Toh sekarang aja pendidikan mahal, barang-barang pun juga naik, tingkat pengangguran meningkat, biaya hidup cendrung sudah tidak bisa di ajak kompromi, lalu apa hasilnya bagi kita untuk memilih.
Kampenye Golput adalah pilihan utama untuk menghadapi penguasa yang sudah tidak peduli lagi terhadap rakyatnya. Kalau memilih pun hanya menjadi penghantar bagi penguasa-penguasa yang korup aja maka lebih baik kita golput……
Ini jaman demokrasi bo… maka tidak boleh ada yang melarang jika gue golput… toh pemimpinnya juga tukang korup,…., lagi pula mata hati mereka juga buta,,,, buta akan melihat penderitaan rakyat,,,,, tidak kah mereka melihat betapa banyaknya rakyat miskin yang menderita. Makan pun harus diatur… hari ini makan 2 piring maka besok bisa makan atau malah tidak. Sedangkan penguasa yang katanya memperjuangkan nasib rakyat ternyata harus memilih menu apa hari ini dan menu apa hari esok.
Saudaraku janganlah kalian tertipu lagi oleh bujuk rayu penguasa yang hanya menginginkan kalian mati tidak berdaya, kalian adalah manusia yang mempunyai pikiran maka tidak layak harga diri kalian di injak……..injak dengan sangat rendah oleh mereka.
PENDIDIKAN KOK MAHAL?


Pertanyaan yang mungkin dapat membuat kita tercengang-cengang mendengarnya ialah kenapa pendidikan harus mahal, jika alasan lembaga-lembaga pendidikan saat ini pendidikan mahal karena biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah sangatlah minim, berarti pemerintah sudah tidak bertanggung jawab lagi terhadap dunia pendidikan.
Rakyat kecil di negeri ini bagaikan di injak-injak oleh penguasa, sepertinya rakyat kecil memang di larang pintar.
Tidak tanggung-tanggung kemerosotan dunia pendidikan saat ini bukan hanya karena biaya pendidika yang begitu tidak rasional, tetapi kualitas pendidikan yang sunggung tidak begitu layak bagi dunia pendidikan itu sendiri.
Memang apasih salahnya orang kecil terhadap kalian sehingg kalian seakan-akan tidak menginginkan kami untuk menjadi pintar, kalian penguasa apakah sudah buta hati kalian, anak-anak kalian setiap pagi makannya dengan air susu lengkap dengan roti dan selainya sebagai pengantar pagi, sedangkan kami harus bergulat dengan sampah-sampah kota yang setiap pagi harus kami bersihkan.
Mana tanggung jawab kalian kepada kami, kalian semuanya pengkhianat, kalian sudah mencampakkan kami, kalian sudah melukai hati orang yang dulu telah memilih kalian di dalam pemilu yang lalu.
Kami akan GOLPUT pada pemilihan ini karena kalian sudah tidak bisa dipegang janjinya……..
PENDIDIKAN GRATIS YANG KAMI MAU!!!

Kenapa biaya pendidikan harus mahal, mungkin inilah suatu pertanyaan yang sampai saat ini tidak pernah terjawab oleh akal sehat kita. Menyelenggarakan pendidikan gratis itu adalah kewajiban negara sedangkan yang menerima pendidikan gratis itu sudah menjadi hak bagi rakyatnya. Tapi lhoh semua itu hanya dalam tatan teori saja prakteknya yang terjadi sebaliknya. Pendidikan malah dijadikan sebagai ajang untuk mencari uang???? Inilah pertanyaan yang menggerutu di benak saya pribadi. Aneh jika sebuah negara harus menjadikan lembaga pendidikan sebagai pemasok dana bagi mereka.
Biaya Pendidikan Sudah Sangat Mahal
Tolong Donk Jangan Dipersulit Lagi

Judul tersebut memeng cocok untuk mendefinisikan dunia pendidikan sekarang. Bisa kita lihat, semuanya dapat dilihat dengan jelas baik di lembaga pendidikan dasar sampai ke perguruan tinggi sekali pun juga melakukan praktek manipulasi terhadap siswa.
Bayangkan sekarang di perguruan tinggi banyak sekali PUNGLI-PUNGLI yang kasat mata. Bahkan tidak tanggung-tanggung untuk masuk ke perguruang tinggi pun saat ini paling tidak harus menyiapkan uang tunai sebesar Rp 4.000.000,00 bagi mahasiswa yang masuk reguler penjajah.
Kawan-kawan semua tidakkah kalian prihatin terhadap keadaan pendidikan kita sekarang, mungkin tulisan ini sekedar kata untuk menyadarkan kita semua bahwa kita orang-orang yang masih peduli terhadap dunia pendidikan saat ini.
Katanya negara ini menjamin pendidikan ternyata apakah semuanya bohong, saya sudah tidak percaya lagi pada negara ini, semuanya palsu, semuanya pembohong.
PKL PERLU DI LIHAT LAGI KE EFEKTIVITASANNYA


FKIP sebagai lembaga pendidikan yang nantinya akan melahirkan pendidik-pendidik baru bagi dunia pendidikan seharusnya mendapatkan perhatian khusus, baik dari pihak Universitas maupun dari Dinas Pendidikan setempat agar lulusan FKIP benar-benar mampu menjadikan dunia pendidikan menjadi lebih baik dan berkualitas.
Maka oleh sebab itu seharusnya ada pengawasan yang di lakukan oleh lembaga-lembaga yang terkait untuk melihat sejauh mana kurikulum pendidikan yang diterapkan oleh FKIP itu sendiri.
Seperti yang terjadi di FKIP Unlam saat ini terjadinya kurikulum multi guna, yang bisa menyebabkan mahasiswa sebagai objek bagi dosen-dosen. Hal ini tidak bisa dipungkiri bahwa PKL (Praktek Kuliah Lapangan) sebagai salah satu contoh kurikulum multi guna yang banyak dimanfaatkan oleh para dosen untuk melakukan refleksing.
Bagaimana mungkin mata kuliah PKL yang mempunyai nilai 2 SKS dan sifatnya wajib hanya melakukan wisata. Sungguh burukkah dunia pendidikan kita saat ini. Mahasiswa yang nantinya lulus akan mengabdikan dirinya di lembaga pendidikan harus dijejali dengan nilai-nilai suka berpesta-pesta dan menghambur-hamburkan uang.
Sekali lagi pendidikan ingin dihancurkan oleh oknum-oknum yang memiliki kepentingan terhadap kurikulum tersebut.
Sungguh aneh jika perguruan tinggi yang notabene calon-calon guru harus diajarkan untuk menghambur-hamburkan uang dan diajarkan berfesta-festa. Ini semua karena kelalaian Dinas pendidikan di dalam melakukan pengawasan terhadap lembaga-lembaga pendidikan.
Saya sangat kuatir jika nantinya hanya akan ada segelintir orang yang mampu saja yang akan mengecam pendidikan tingkat tinggi, sisanya hanya akan menjadi orang yang buta aksara.

Kamis, 05 Maret 2009

APA KABAR Undang-Undang BHP?

Akhir-akhir ini pembahasan mengenai UU BHP yang beberapa waktu lalu mendapatkan respon yang tidak begitu enak dari mahasiswa tiba-tiba hilang tanpa bekas. Apakah ada skenario pemerintah untuk menghentikan pembahasan mengenai UU BHP.
Jepang sebagai nagara yang sangat maju di asia bahkan di dunia pun tidak langsung memberlakukan Undang-Undang BHP tersebut, bahkan untuk menggarap UU BHP tersebut Jepang harus menghabiskan waktu selama 50 tahun.
Indonesia sebagai negara yang pernah terserang virus krisis dan bahkan untuk memulihkan perekonomiannya Indonesia harus minjam sana-minjam sini bahkan krisis yang terjadi tidak tanggung-tanggung hingga sekarang pun masih kita rasakan, dan lucu ketika Indonesia berbicara BHP hanya dalam waktu 5 tahun.
Seandainya Indonesia sehebat Japang mungkin tidak salah jika Indonesia berbicara BHP tetapi hampir di segala bidang kita kalah dengan Jepang. Apakah pantas ketika Indonesia ingin menerapkan Undang-undang BHP.
Satu alasan yang mungkin logis, Undang-Undang BHP bukan tidak mungkin akan dijadikan alat untuk mendapatkan uang dari masyarakat terutama bagi yang ingin mengenyam pendidikan.
Materialistiknya pendidikan itulah yang akan terjadi ketika Undang-undang BHP sudah diberlakukan di tingkan Universitas, pendidikan dasar dan menengah. Pendidikan pun bukan lagi menjadi prioritas utama yang harus di selenggarakan untuk masyarakat nya, tetepi tidak lebih hanya sebagai sebuah barang dagangan yang tujuan utamanya untuk mendapatkan ke untungan yang sebesar-besarnya bagi mereka yang telah mengimvestasikan uangnya di sebuah lembaga pendidikan tersebut.
Ketika banyak orang yang tidak menginginkan Undang-undang BHP adalah suatu alasan yang cukup rasional, pasalnya sangat tidak mungkin Undang-undang BHP itu dapat dijalankan sesuai dengan isinya.
Melihat perekonomian Indonesia yang kembangkempes saat ini, sangat tidak mungkin jika Undang-undang BHP dapat diberlakukan dengan sebaik-baiknya, yang ada Undang-undang BHP malah dijadikan senjata untuk membunuh rakyat sendiri oleh para penguasanya.
Jika Undang-undang BHP itu untuk rakyat lalu kenapa dipaksakan ketika rakyat tidak menginginkannya, beberapa tahun harus menggodok Undang-undang tersebut hanya demi membuat Undang-undang BHP tersebut dapat di terima oleh masyarakat umum, mulai dari pasal-pasalnya yang dirubah sampai penghilangan beberapa poin di dalamnya.
Sangat patut jika masyarakat merasa khawatir terhadap keberadaan Undang-undang BHP ini pasalnya, jelas pasti ada kepentingan di balik lahirnya Undang-undang BHP tersebut, anggapan ini beralasan jika di lihat dari filosopis bangsa dan negara Indonesia, Pada pembukaan UUD 1945 alinea keempat disebutkan bahwa salah satu tujuan Negara Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupkan bangsa. Hal tersebut didetailkan lebih lanjut pada batang tubuh UUD 1945 pasal 31 ayat 1-5 yang mengatur mengenai masalah pendidikan di Indonesia. Pada pasal tersebut dikatakan bahwa: 1. Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan, 2. Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan Negara wajib membiayainya
3. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
Dan patut jika masyarakat mempertanyaakan tentang kejelasan Undang-undang BHP ini, sebelum diberlakukannya Undang-undang BHP di lembaga-lembaga pendidikan. Wassalam.
PENJAHAT BERDASI LEBIH KEJAM

Banyak sekali PREMAN di lingkungan kampus, dan kebanyakan mereka menggunakan dasi dan kekuasaan untuk melancarkan misi mereka, seandainya hukum di Indonesia ini adil maka saya rasa hukuman yang harus berat ialah hukuman untuk penjahat berdasi yang telah merampok bangsa dan negara ini setiap saat di depan mata kita.
Pendidikan yang sangat mahal ternyata malah di tambah mahal lagi oleh penjahat berdasi. Lihat di FKIP Unlam mahasiswa baru reguler B setiap tahunnya selalu saja biaya SPPnya naik, belum lagi biaya-biaya yang lain seperti biaya bangunan dan lain-lain.
Padahal dari hasil biaya bangunan itu tidak sedikit pun fasiltas yang bagus yang dapat diterima oleh mahasiswa, setiap kuliah harus berebut kursi karena ketidak cukupan nya sarana dan prasarana kuliah yang ada. Di tambah lagi ruangan yang tidak ada pendingin ruangannya menyebabkan mahasiswa tidak bisa belajar dengan tenang karena panasnya ruangan seperti di dalam sebuah gudang.
Lalu kemana uang yang selama ini di bayar oleh mahasiswa yang tidak sedikit jumlahnya yakni sebesar Rp 3.000.000,00.
Apakah di dunia pendidikan sekarang memang begitu……………….
STUDY TOUR ATAU PKL HARUS MATA KULIAH PILIHAN

Bisakah dunia ini adil kepada kaum yang lemah? Jika memang kalian bapak ibu dosen masih mempunyai hati maka tolong jadikanlah PKL atau Study Tour yang dilakukan keluar kota itu dijadikan sebagai mata kuliah pilihan saja. Kami sudah tidak sanggup menanggung beban pendidikan yang sangat besar ini, akankah kalian tega suatu saat hanya orang-orang yang kaya saja yang duduk dibangku kuliah dan kami orang-orang yang kurang memiliki uang akan menjadi terlantar di kemajuan jaman. Dengarkanlah suara tangisan mahasiswa mu ini, tidak kah kalian melihat betapa sulitnya ayah-ayah kami mencari uang untuk biaya kuliah kami.
Hari ini demi dunia pendidikan yang tercinta ini saya bertekat akan berusaha memperjuangkan kaum-kaum yang tertindas oleh kamujuan jaman dan ke komersialan dunia pendidikan.
Jika suatu saat di Indonesia banyak orang yang bodoh karena tidak mendapatkan pendidikan yang layak maka yang harus disalahkan terlebih dahulu ialah dosen-dosen yang tidak mau memberikan keringanan kepada mahasiswanya di dalam masalah pembiayaan kuliah.
Wahai kalian orang-orang yang masih peduli terhadap dunia pendidikan marilah kita bersama-sama memperjuangkan pendidikan yang kian hari semakin di tindas-tindas oleh orang yang berkuasa. Jika kalian membaca tuliasan dari mahasiswa yang kecewa terhadap pendidikan sekarang marilah kita menyatukan tekat untuk berjuang bersama demi terwujudnya pendidikan yang memihak kepaa seluruh rakyat Indonesia tanpa harus terkecuali.
PKL FKIP UNLAM PERLU KEJELASAN

Beberapa waktu yang lalu kami yang terhimpun dari beberapa unsur mahasiswa melakukan penelitian di lingkungan kampus FKIP Unlam dengan melibat mahasiswa angkatan 2005 dan 2006 di Enam Program Studi di lingkungan kampus Unlam diantaranya, Pendidikan Ekonomi, Sosiologi Antropologi, PKn, Bahasa Inggris, Bimbingan Konseling, Biologi. Dan hasilnya mahasiswa sepakat bahwa Praktek Kuliah Lapangan (PKL) dijadikan sebagai mata kuliah pilihan.
Tapi kenapa dosen-dosen termasuk ketua program studi di enam program studi itu tidak mau menerima usul yang disampaikan oleh mahasiswa. Satu hal yang bisa saya lihat di sini apakah ada kepentingan dari masing-masing dosen, ataukah dosen-dosen banyak diuntungkan dengan adanya acara Praktek Kuliah Lapangan (PKL) tersebut.
Disaat biaya pendidikan yang cukup mahal ini kok kenapa ada saja lembaga pendidikan yang menambah mempersulit lagi dunia pendidikan. Saya semakin prihatin dengan keadaan yang cukup mengiris hati saya sebagai seorang mahasiswa, andaikan ibu pertiwi masih hidup mungkin air mata beliu akan menetes dengen derasnya membasahi pipi beliu melihat para pengemban amanah dunia pendidikan sudah melalaikan tugasnya sebagai seorang yang seharusnya mengabdikan dirinya dengan baik dan profesional.
Kalau memeng PKL itu untuk kepentingan mahasiwa lalu kenapa setelah mahasiswa menginginkan PKL atau Study Tour keluar kota itu dijadikan sebagai mata kuliah pilihan banyak dosen-dosen menentang apa yang diinginkan mahasiswa.
Benarkah hati nurani mahasiswa sudah tida bisa lagi memberikan tangis pilu di hati para dosen-dosen itu, apa yang sebenarnya yang dinginkan mereka. Ibu pertiwi lihatlah betapa kejamnya pendidikan ini kepada kami, kami anak-anak yang ingin mengemban pendidikan ini harus dipersulit dengan berbagai macam kebohongan publik.
Biaya PKL atau Study Tour yang tidak tanggung-tanggung nilainya yakni lebih dari Rp 2.500.000,00 itu harus dibebankan kepada mahasiswa tanpa ada bantuan sedikitpun dari mereka yang mengatakan ini harus wajib.
Jika sudah begitu pendidikan bukannya suatu hal yang tidak mungkin jika suatu saat akan menjadi lembaga komersil.
FKIP Unlam Harus Berubah

FKIP Unlam yang merupakan Fakultas paling favorit di lingkungan Unlam dengan jumlah mahasiswa paling banyak di Universitas Lambung Mangkurat. Dengan luas lahan yang cukup besar dan berpenghasilan yang cukup besar. Satu alasan yang bisa saya berikan melalui tulisan ini ialah FKIP Unlam harus menjadi Universitas sendiri terlepas dari Unlam.
Bukan suatu alasan jika suatu saat FKIP Unlam membebaskan diri Unlam, menurut saya itu suatu hal yang wajar, bukan karena FKIP Unlam mempunyai penghasilan yang besar tetapi lebih dari itu, kalau kita lihat dari bebera sudut pandang memang FKIP Unlam saya rasa sudah siap untuk cerai dari Unlam.
Jika suatu saat FKIP Unlam telah memisahkan diri dari Unlam maka satu hal yang bisa saya katakan ialah luar biasa!!!!!!!!!!!! “UNIVERSITAS FKIP”

Selasa, 24 Februari 2009

Mengapa Pilih Golput?

Inisiatif pemerintah untuk meminta MUI memfatwakan haramnya golput menimbulkan banyak tanda tanya di setiap kalangan masyrakat. Sebagai suatu aspek yang seharusnya independen MUI tidak berhak untuk mengeluarkan fatwa haram golput, takutnya MUI sudah terakomodir oleh partai-partai yang ada, jelas ada kepentingan kalangan elit partai dari keluarnya fatwa haram golput oleh MUI.
Kalau MUI bisa dibeli oleh partai elit politik berarti perlu dipertanyakan fatwa-fatwa yang selama ini dikeluarkan oleh MUI. Dan perlu kejelasan status MUI sebagai lembaga keagamaan, apakah dia konsisten ataukah tidak konsisten, di setiap mengeluarkan fatwanya yang harus diadopsi oleh setiap kalangan itu.
Tidak ada larangan bagi setiap partai untuk menarik minat pemilihnya, tapi perlu dipertimbangkan jika itu tidak sesuai dengan batasan hukum yang ada.
Ada dua faktor utama yang rasional kenapa masyarakat banyak yang memilih golput, pertama : masyarakat tidak tahu tentang calon yang mereka pilih, baik dari segi performen atau kualitas, dan kesiapan calon itu sendiri. Kedua : masyarakat sudah bosan dengan sistem yang ada yang sudah lama mencampakkan mereka, tanpa ada sedikit perubahan yang berarti yang telah dihasilkan oleh elit politik.
Dua faktor tersebut dapat menjadi bukti bahwa gagalnya partai politik di dalam mengemban amanah masyarakat selama ini. Dan tidak salah jika banyak masyarakat yang beranggapan bahwa golput adalah pilihan utama, fatwa haram MUI bisa dianggap sebagai bagian membatasi pilihan masyarakat di panggung demokrasi.
Jika golput adalah suatu pilihan maka tidak ada salahnya jika masyarakat banyak yang memilihnya.
Ada beberapa hal yang seharusnya menjadi pertimbangan MUI sebelum menggeneralisir bahwa golput itu haram, Pertama seberapa besar pengaruh partai politik bagi kehidupan masyarakat terutama rakyat menengah ke bawah, Kedua apakah semua calon yang diusung partai politik, baik sebagai calon legislatif maupun sebagai calon presiden sudah memenuhi kriteria ataukah hanya syarat kuota saja.
Jika dua faktor tersebut telah dipenuhi maka anggapan untuk golput bukanlah pilihan yang tepat, oleh sebab itu fatwa MUI harus di dukung penuh. Namun jika kedua faktor tersebut tidak bisa dipenuhi maka golput bisa dijadikan sebagai pilihan terakhir.
Golput memang tidak bisa menyelesaikan masalah, namun juga tidak bisa dikatakan sebagai suatu masalah, ikut ber kontribusi pun di dalam pemilihan umum juga tidak bisa dikatakan dapat menyelesaikan masalah sebagai buktinya pemilu 2004 lalu hanya menghantarkan perampok-perampok ber dasi saja di gedung-gedung pemerintahan dan hasilnya rakyat sebagai korban.
Bukan Reformasi tetapi Revolusi Jilid dua (II) untuk Indonesia yang lebih baik seperti apa yang telah dikatakan oleh saudara Marsudi. Indonesia harus bisa merenovasi sistem pemerintahannya karena yang sekarang bermasalah bukanlah personal tetapi lebih kepada sistem yang menjalankan roda pemerintahan ini. Dan Mahasiswa pun sepakat jika Indonesia sekarang hanya akan bangkit jika telah meninggalkan sistem yang lama (baca) Kapitalis.
FKIP Sudah Tidak Bisa Memberi Contoh Yang baik bagi fakultas lain, 46 mahasiswa di keluarkan dari kelas nya hanya karena tidak mau membeli diklat dari dosennya.
satu kasus mungkin telah terjawab namun kasus lain masih banyak lagi yang masih disembunyikan dan sepertinya difasilitasi oleh Program Studinya seperti PKL (Praktek Kerja Lapangan) atau Studi Banding yang tidak sedikit memakan biaya bahkan lebih dari Rp 2.500.000, hanya untuk satu mata kuliah saja. yang lebih lucu lagi mata kuliah tersebut sifat nya wajib bagi seluruh mahasiswa yang berada di program studi yang bersangkutan seperti: Biologi, Bimbingan Konseling, PPKn, Sosiologi Antropologi, Ekonomi.
seharusnya yang berhak mewajibkan mahasiswanya untuk melakukan Studi Banding Keluar Kota Ialah Sejarah, Namun Sejarah Bisa dipandang lebih bijak dari program studi yang lainnya di FKIP Unlam Saat ini.
seharus pihak tertinggi kampus seperti senat fakultas harus bisa memberi kan kebijakan atau saksi kepada program studi yang telah menggandakan fungsi kurikulum karena dapat menghambat lajunya dunia pendidikan kita pada saat ini. wassalam.
Topeng Dunia Pendidikan FKIP Unlam


Dunia pendidikan Indonesia saat ini begitu sangat memilukan, mulai dari minimnya dana yang dianggarkan oleh pemerintah yang hanya berkisar 20% dari anggaran APBN, sampai pencabulan anggaran pendidikan oleh birokratnya.
Belum lagi akhir-akhir lalu telah lahir UU yang sangat menggerogoti dunia pendidikan kita yakni UU BHP (Badan Hukum Pendidikan). Walhasil pendidikan Indonesia semakin carut-marut.
Di Banjarmasin khususnya di salah satu perguruan tinggi negeri, tidak jarang dosen atau pengajar memanfaatkan profesinya untuk meraup keuntungan. Mulai dari menjual bahan-bahan ajar (Buku Paket, Copy CD, Diklat dll), semua itu tidak jarang difasilitasi oleh ketua jurusan atau ketua program studi yang bersangkutan. Bahkan kurikulum pun tidak jarang dijadikan sebagai sarana untuk membuat misi mereka berjalan dengan lancar, sebagai contoh adanya mata kuliah Studi Banding atau Study Tour atau lebih sering dikenal dengan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Perguruan Tinggi Negeri, yang banyak sekali memakan biaya bahkan lebih dari Rp 2.500.000,00. Yang lebih disayangkan semua ini terjadi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang sejatinya bisa memberi contoh baik kepada Fakultas-fakultas yang lainnya.
Akan semakin terkikisnya masyarakat grass root dari dunia pendidikan jika pemerintah tidak memperhatikan penyakit yang menyerang dunia pendidikan kita saat ini. Mendiknas sebagai salah satu lembaga yang seharusnya menangani kurikulum-kurikulum berganda seperti ini bisa mengeluarkan sikap tegas dan profesional, agar kurikulum tidak dijadikan pihak kampus atau sekolah sebagai alat untuk menarik iuran dari peserta didiknya.
Wajar jika penduduk di negeri ini banyak yang jarang berfikir rasional, seperti percaya pada dunia-dunia klinik atau tempat-tempat perdukunan seperti yang terjadi akhir-akhir ini di Jombang Jawa Timur. Semua itu terjadi karena minimnya pendidikan yang mereka terima akibat mahalnya biaya pendidikan.
Bahkan yang lebih mengejutkan di PTN di Banjarmasin khususnya di Unlam salah satu dosen dengan berani mengeluarkan Mahasiswa dari ruangan kelas bahkan tidak tanggung-tanggung 46 Mahasiswa dari 50 Mahasiswa diusir dari ruang kelas dengan alasan tidak membeli diklat yang dijual oleh dosen yang bersangkutan, yang lebih memprihatinkan lagi kasus tersebut lagi-lagi terjadi di salah satu Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat dan sama sekali tidak mendapat respon dari pihak petinggi kampus.
Kasus-kasus demikian hanya sebagian kecil yang dapat tertangkap oleh khalayak, mungkin ada berjuta-juta kasus yang selama ini membuat dunia pendidikan kita terseret-seret. Maka oleh sebab itu sudah saatnya mengikis habis penjahat ber dasi di lembaga-lembaga pendidikan, baik dari tingkat bawah sampai ke perguruan tinggi.
Masalah tersebut tidak hanya akan membawa penduduk pribumi ini menjadi bangsa bodoh akan tetapi juga akan mencetak kader-kader bangsa ini semakin lemah dan tak berdaya.
Semua ini seharusnya bisa dengan cepat ditangani oleh pihak-pihak yang berwewenang, kalau tidak dunia pendidikan akan semakin menuju lembah kehancurannya terutama dari segi moral.