Selasa, 19 Mei 2009

Minggu, 19 April 2009

KEMPANYE DAN PEMILU SIAPA TAKUT?


Hadouh, namanya Pemilu pasti aja ada namanya kampanye. Tanggal 16 Maret kemaren udah mulai kempanye parpol terbuka di mana-mana. Sehari sebelumnya, semua ketua parpol yang ke-PD-an menang and bisa mimpin pada ngumpul di Arena Pekan Raya Jakarta buat ngedeklarasiin kempanye damai. Omong kosong, di hari itu juga, sebelum dibunyiin sirine tanda kampanye damai dimulai, ada salah satu parpol yang bikin rusuh. Coba liat, dengar, nonton di media massa deh, dari parpol yang sekuler, liberal, sosialis sampe parpol yang katanya punya moral keagamaan tinggi, sopan and lembut kaya marmut pun, ikut rusuh juga, sob! Aduh,..gmana?
I don’t care the rules! Itu mestinya yang kader parpol peserta Pemilu 2009 teriakin N resapin dalam relung hati mereka yang paling dalam! Banyak peraturan yang dilanggar sama mereka yang lagi kampanye. Banyak anak kecil ingusan yang ikut-ikutan kampanye, kalo pake motor ngak pada peke helm, ngembat jalan orang. Bikin polusi asep N suara, pas sampe panggung, bukannya juru kampanye yang ngoceh nguber janji kosong, malah penyanyi dangdut yang goyang erotis bikin tegang di siang bolong. Makin puanasss… Owh Awh… Tarik mang… Goyang yowh.. eh..eh bentar UU Pornografinya mana?
Next…
Brur, ngapain bingung-bingung milih siapa cikal bakal pemimpin baru buat rakyat Indonesia yang makin gaul ini. Gimana gak gaul? Anak jalanan makin banyak, PKL ngebludak, pengangguran ngantri, 50.000 angka bunuh diri, yang 70%nya gara-gara masalah ekonomi, banyak CW yang ngejual diri Cuma buat sebungkus nasi N ngasih ke bonyok mereka di kampung, angka kriminal meningkat drastis, tawuran antar kampung, antar SARA goes on, pemberontakan Bintang Kejora di Papua yang pengen misahin diri dari Indonesia makin panas. Sementara SDA berupa hutan, hasil laut, minyak bumi, batu bara terus aja dikenyotin sama perusahaan swasta N asing. Tapi, apa kata Mas Ndut Ngantuk N partnernya? Harga BBM diturunkan-diturunkan-diturunkan. BLT lanjutkan? Lanjutkan… Harga BBM turun bukan hasil kerja si Mas, ya emang harga minyak dunia lagi turun. Ehem, inget padi super toy!
Next…
Siapa sih yang diuntungkan? Katanya pesta rakyat, tapi kok Mas Supri masih aja ngenyot becak, Mas Imam masih aja toeh narik ojeknya, yang pesta sih kayanya Mas ROMA aja ama soneta groubnya yang kebanjiran job di pesta kampanye, eh iya ada lagi satu yang kelupaan paman sblon dkk, kayanya juga ke cipratan kue pesta toeh, ya paling Cuma gopenglah, Paman pentol juga dapat toeh, pas lagi orang kempanye dia jualan pentol kan dapat juga ke cipratan kue pestanya eheheee, eh Gepeng juga dapat toeh, pas orang lagi kampenye dia lagi di cari buat alat peraga kampenye, ya di jadiin obyek partailah gambar lambangnya di kepala Mas Gepeng kan lumayan uangnya buat beli bakso ehehehe…
Next…
Kampanye N Pemilu hanya menyisakan sampah-sampah berserakan, banyak orgil yang nggak menang Pemilu, babak belur karena nggak bisa menuhi janji pas kalah, bunuh diri karena malu ama tetangga nggak banyak dapat suara, sampe ada yang nggak berani keluar rumah karena utangnya numpuk pas waktu kempanye. Weleh-weleh pesta apa pesta ya sampe lupa diri.
Biaya Pemilu yang begitu besar bahkan paling besar di seluruh Dunia, wah habisin dan APBN aja toeh lebih baik buat anggaran pendidikan yang kurang atau buat biaya kesehatan masyarakat yang ngak terjamin. Bayangin aja orang miskin di larang sakit karena gara-gara mahalnya biaya rumah sakit, aduh dimana toeh Mas Susi sama Mas Kala.
Nah, smart kan! Pemilu bukan solusi dari problem kenegaraan. Pemilu gak lebih dari unjuk gigi parpol yang keluar dari fungsi asalnya sebagai wadah aspirasi masyarakat, pengkritisi UU N sarana pembelajaran politik buat masyarakat + bukan rebutan ngirim calon pemimpin negara. Masak ia parpol ngasih sembako, ngadain pengobatan gratis? Tapi kalo udah duduk di kursi kekuasaan, rakyat jadi bahan malpraktik lagi dah. Nasib…nasib. Jadi hanya penerapan syariah Islamlah yang mampu menyelamatkan Indonesia bahkan Dunia, sekarang mau pilih mana pilih golput atau penerapan Syariah Islam? Ya kalau ngak ada partai yang siap menerapkan syariah Islam secara kafah ya lebih baik contreng yang warna putih aja, hehehe.
SUARA RAKYAT, SUARA TUHAN?


Masa kampanye telah berakhir, dan pemilihan anggota legeslatifpun kini telah usai, yang ada hanya tinggal rakyat menagih janji. Akankah harapan yang telah mereka taruhkan untuk memilih pemimpin yang adil dan bijaksana bisa terwujud ataukah rakyat hanya dijadikan alat untuk maju ke kursi pemerintahan, ini akan dibuktikan pada saat dilantiknya para pemimpin-pemimpin baru nanti.
Dan apakah selogan Suara Rakyat, Suara Tuhan Itu benar-benar bisa di buktikan, ataukah hanya omong kosong belaka? Meskipun rakyat bukan representatif dari suara Tuhan.
Di Indonesia sendiri, pada tahun ini terdapat 10,24 juta rakyat menganggur, 33 juta lebih rakyat hidup di bawah garis kemiskinan, bahkan jika menggunakan standar Bank Dunia, angkanya bisa mencapai 100 juta orang. Sebanyak 90% kekayaan migas kita juga telah dikuasai oleh kekuatan asing. Belum lagi kekayaan alam yang lainnya. Lihatlah, kekayaan alam kita yang melimpah ternyata hanya menyumbangkan 20% pendapatan dalam APBN, 75%nya diperoleh dengan ‘MEMALAK’ rakyat, melalui pajak, sisanya 5% dari perdagangan, dan lain-lain.
Inilah realitas sistem Kapitalis Sekularisme dan Liberalisme yang mencengkram kehidupan umat Islam, termasuk di negeri ini. Adilkah itu?
Jadi, masihkah kita berharap pada sistem yang rusak seperti ini, yang terbukti telah menghempaskan dunia, termasuk Indonesia, ke dalam jurang kehancuran? Orang yang berakal sehat, tentu akan menjawab tidak. Itulah mengapa, seorang Angela Merkel, Kanseler Jerman, beberapa waktu lalu pernah menyatakan, bahwa dunia membutuhkan sistem alternatif.
Yakinlah bahwa perubahan negeri ini ke arah yang lebih baik tidak bisa hanya dengan ‘mengubah’ (mengganti) sosok pemimpinnya, tetapi juga mengubah sistem/aturan yang dijalankannya, yakni dari sistem sekuler, sebagaimana saat ini, ke sistem Islam, yang diwujudkan dengan penerapan syariah Islam secara total dalam negara. Hal ini penting karena satu alasan: Menerapkan hukum-hukum Allah dalam seluruh aspek kehidupan adalah kewajiban kolektif (fadhu kifayah) bagi umat Islam. alasan lainnya, karena sistem sekuler, dengan demokrasi sebagai salah satu pilarnya, saat ini telah terbukti rusak dan gagal menciptakan kesejahteraan lahir batin dan keadilan bagi semua pihak. Logikanya, buat apa kita mempertahankan sistem yang telah terbukti rusak dan gagal? Padahal jelas Allah SWT telah menyediakan sistem yang baik, yakni sistem syariah Islam.
Tentu bisa dianggap tidak bertanggung jawab atas nasib negeri ini jika dala menghadapi Pemilu kita hanya duduk manis seraya melipat tangan di dada, tidak berbuat apa-apa demi perubahan. Akan tetapi, tentu tidak bijak pula jika Pemilu seorang dianggap ‘obat mujarab’ yang pasti menghasilakan perubahan ke arah yang lebih baik. Jika yang diinginkan adalah perubahan semu dan sesaat (sekedar pergantian orang-orang yang duduk di struktur pemerintahan dan di DPR), mungkin iya. Namun, jika yang dikehendaki adalah perubahan hakiki dan mendasar (dari sistem sekuler ke sistem yang berlandaskan syariah Islam), maka masuk dalam pusaran sistem demokrasi justru sering melahirkan bahaya nyata: pengabaian terhadap sebagaian besar hukum-hukum Allah SWT. Pasalnya, demokrasi memang sejak awal menempatkan kedaulatan (kewenangan membuat hukum) berada tangan menusia (rakyat) ‘Voice People, Voice God’, bukan di tangan Allah SWT. Akibatnya, hukum-hukum Allah SWT selalu tersingkir, dan hukum-hukum buatan manusialah yang selalu dijadikan pedoman. Inilah yang sudah terbukti dan disaksikan secara jelas di dalam sistem demokrasi di manapun, termasuk di negeri ini.
Semoga Allah SWT melimpahkan hidayah dan taufiq atas umat ini, yang bisa menggerakkan mereka untuk aktif dalam memperjuangkan tegaknya syariah Islam. semoga Allah SWT pun selalu membimbing umat ini agar senantiasa menapaki manhaj perjuangan Rasulullah saw., sejak memulai dakwahnya di Makkah hingga berhasil menegakkan Daulah Islam di Madinah, sekaligus menyebarluaskan dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Amin.
Sarli
Mahasiswa FKIP Unlam Program Studi Pendidikan Ekonomi
Aktivis Forum Mahasiswa Anti Imperialisme Kalimantan Selatan
Email: jundullah.88.a.s.a@gmail.com

Kamis, 02 April 2009


Pungli Berkedok Pendidikan Jelid II?


Wajah dunia pendidikan begitu sangat memilukan, pendidikan dijadikan sebagai wadah “bisnis”. Di negara-negara maju pendidikan dijadikan sebagai lembaga yang paling diperhatikan oleh pemerintahnya. Bahkan karena sangat penatiknya terhadap dunia pendidikan Jepang mempyoritaskan pendidikan sebagai aset utama mereka.
Hari ini di Indonesia fenomena yang sangat memilukan Ibu Pertiwi di mana pendidikan sudah dijadikan sebagai ladang bisnis bagi para birokrat pemerintahnya. Hari ini di Indonesia tidak ada satu perguruan tinggipun yang biaya pendidikannya murah, dari PTS (Perguruan Tinggi Swasta) sampai PTN (Perguruan Tinggi Negeri). Bahkan untuk biaya masuknya saja ada perguruan tinggi negeri yang mematok angka nominal sampai Rp 4.000.000,00. Dan ini terjadi di depan mata kita, di depan mata penguasa yang katanya memperjuangkan hak rakyat.
Keadaan ini terjadi hampir disetiap pulau di Indonesia termasuk Kalimantan Selatan yang diwakili oleh PTN Universitas Lambung Mangkurat yang menerima mahasiswa paling banyak melalui jalur MANDIRI dengan angka nominal biaya untuk masuk perguruan tingginya tidak kurang dari Rp 4.000.000,00.
Bisakah rakyat sejahtera hanya dengan waktu hitungan jari? Tidak jarang diperguruan tinggi banyak para dosen, birokratnya sampai pegawai biasanya yang memanfaatkan jabatan mereka untuk mengeruk uang mahasiswanya. Sebagai contoh adanya Mata Kuliah Study Tour yang orientednya jelas kearah menghambur-hamburkan uang. Dan ini diwajibkan bagi seluruh mahasiswa terutama di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP UNLAM).
Sebagai negara yang sudah lama merdeka sungguh sangat malu jika Indonesia tidak mampu menyamakan kedudukannya dengan Vaitnam yang baru saja merdeka. Tahun 2005 saja di dalam angka kesejahteraan Indonesia berada jauh di bawah Vaitnam, belum lagi masalah signifikan lainnya seperti pendidikan, sosial, dan budayanya.
Rakyat Indonesia terlanjur di manjakan oleh Sumber Daya Alam yang melimpah sehingga menganak tirikan segala bentuk Ilmu Pengetahuan. Ditambah lagi dengan Globalisasi yang begitu menganak-pinak di negeri ini, dan hampir mengikis habis budaya asli bangsa ini.
Dunia pendidikan pun tidak jarang di jejali oleh budaya-budaya Global yang menjerumuskan bangsa ini ke dalam krisis moral. Tidak sedikit pelajar dan mahasiswa yang terjaring kasus narkoba, tawuran, seks bebas, dan gaya berpakaian yang tidak senonoh.
Ini semua terjadi salah satu nya akibat dari lemahnya kinerja dunia pendidikan yang seharusnya mencerdaskan bangsa ini tanpa pamrih. Bukan menjadikan lembaga yang paling fital ini sebagai tempat untuk memperkaya oknom birokratnya.
Seharusnya hari ini dan detik ini pula gelar guru tanpa tanda jasa dicabut, karena gelar itu sudah tidak layak lagi bagi mereka, karena tidak sedikit guru dan dosen yang memanfaatkan profesi mereka untuk ladang bisnis belaka “menjual buku paket dan lain sebagainya”.
Pendidikan yang layak adalah tanggung jawab negara dan setiap rakyat berhak untuk mendapatkan nya secara murah bahkan gratis karena itu memang tugas negara untuk memenuhi pendidikan yang berkualitas demi tercapainya tujuan negara yang ingin mensejahterakan rakyatnya secara merata di setiap kalangan dan golongan masyarakat secara umum, tanpa memandang suku, ras, agama, dan adat istiadatnya, karena Indonesia hanya satu.
Ahmad Sarli Anwar
Program Studi Pendidikan Ekonomi Unlam
Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam
Email: jundullah.a.s.a@gmail.com
KEMPANYE PARPOL CARUT MARUT?

Tinggal beberapa hari lagi pemilihan anggota legeslatif baik tingkat Kota, Propinsi maupun RI akan segera di gelar, tepatnya tanggal 9 April 2009. Hingga saat ini para caleg dan parpolnya sibuk mempromosikan diri kepada masyarakat, agar mereka dapat dikenal dan dipilih oleh masyarakat sebagai bentuk kepercayaan terhadap mereka. Bahkan tidak jarang para caleg dan parpol melakukan kontrak politik untuk menarik perhatian dan minat masyakat untuk memilihnya.
Untuk mempromosikannya diri dan parpolnya kepada masyakat tidak jarang parpol dan calegnya melakukan kempanye-kempanye yang menyalahi aturan, ini adalah bentuk ketakutan mereka yang kita anggap wajar terjadi kepada parpol yang tiba-tiba mengklaim diri sebagai wakil rakyat.
Demi menarik minat anggota masyarakat tidak jarang parpol melakukan hal-hal gila yang diluar akal sehat, bahkan tidak sedikit uang yang mereka keluarkan untuk melakukan kempanye dan promosi partainya baik melalui baleho, spanduk, stiker, bahkan menggunakan media informasi, baik elektronik maupun media cetek.
Tanggal 9 April 2009 seperti buah ketakutan bagi mereka sehingga tidak jarang caleg dan parpol melakukan kempanye menyalahi aturan. Bahkan lingkungan pendidikan pun seperti kampus, sekolahan dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya tidak jarang dijadikan mereka sebagai tempat melakukan kempanye, Unlam sebagai salah satu contoh tempat kampanye gratis bagi partai politik.
Tidak sedikit dan tidak jarang mobil-mobil yang berlambangkan Parpol dan caleg masuk di lingkungan Unlam dengan sangat leluasa. Bahkan beberapa parpol melalui tim suksesnya nekat membagi-bagikan alat kampanye kepada masyarakat kampus.
Sepertinya UU Pemilu dan Partai Politik tahun 2008 sudah tidak berlaku lagi, haruskah UU tersebut kita bakar beramai-ramai, kalau KPUD dan Panwaslu tidak berani menindak tegas para caleg dan parpolnya yang sudah melanggar UU tersebut. UU Pemilu dan Partai Politik tahun 2008 pasal 84 dengan tegas mengatakan bahwa setiap partai politik yang berkempanye di tempat-tempat Ibadah, lingkungan Pendidikan, dan tempat-tempat umum lainnya di tindak tegas, bahkan bagi caleg yang melanggar, namanya dihapus dari daftar calon legeslatif.
Tapi ini adalah sebuah UU yang bisa dilanggar dan bisa di terapkan bila ada unsur kepentingan, dan kasus-kasus pelanggaran lain seperti maraknya kampanye di lingkungan kampus maupun di tempat-tempat ibadah adalah merupakan bentuk kegagalan dari sebuah lembaga Panwaslu yang di amanati untuk mengawasi jalannya kampanye dan pemilu.
Bahkan sepertinya lembaga-lembaga pendidikan seperti Unlam membiarkan hal ini terjadi, buktinya Unlam memfasilitasi parpol untuk berkempanye di lingkungannya seperti yang terjadi pada tanggal 7-8 Maret 2009 di aula Rektorat Lantai 1 dengan menghadirkan tiga Parpol dan pada waktu itu terjadi kampanye nyata di depan ratusan peserta akademisi bahkan yang lebih parah lagi ada beberapa caleg yang membagi-bagikan stiker Parpol kepada setiap peserta, dan tidak ada tindakan nyata dari Petinggi Unlam yang kebetulan hadir pada waktu itu. Salah kah jika kita berpandangan bahwa carut marutnya kampanye ini sudah di setting oleh setiap kalangan termasuk akademisi?
Sebagai kritikan bagi Panwaslu yang seharunya berani menindak tegas para caleg yang melanggar ketentuan kampanye menurut UU Pemilu dan Partai Politik tahun 2008 yang harus di jalankan dengan setegas-tegasnya sehingga Pemilu 2009 yang tidak akan lama lagi, berlangsung bersih meskipun tidak akan mendapatkan pemimpin-pemimpin yang idaman untuk mewakilkan rakyat di DPR dan kursi ke Presidenan nanti sampai 5 tahun ke depan. Dan jika Pemilu 2009 ini tidak berhasil mengantarkan pemimpin-pemimpin yang ideal untuk bangsa dan negeri ini, maka haruskah kita akan melanjutkan pemilu-pemilu yang akan datang? Wallahu a’alam bi ash-shawab
Ahmad Sarli Anwar
Mahasiswa FKIP Unlam Program Studi Pendidikan Ekonomi
Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam
Email: Jundullah.88.a.s.a@gmail.com

SELAMAT DATANG DI PANGGUNG DEMOKRASI?


Tidak lama lagi, Indonesia kembali akan menyelenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) 2009. Pemelihan yang bukan saja akan mengantarkan seorang presiden ke panggung pemerintahan tetapi juga akan memilih anggota legeslatif yang mengklaim diri mereka sebagai wakil rakyat.
Pemilihan anggota legeslatif akan diselenggarakan pada 9 April 2009. Sedangkan pemilihan presiden akan diselenggarakan pada awal Juli 2009 untuk putaran pertama, dan pertengan September 2009 untuk putaran kedua.
Pada dasarnya ada tiga fungsi utama legeslatif: (1) Fungsi legeslatif untuk membuat UUD dan UU; (2) Melantik presiden/wakil presiden; (3) fungsi pengawasan, atau koreksi dan kontrol terhadap pemerintah. Adapun presiden secara umum bertugas melaksanakan Undang-Undang Dasar, menjalankan segala Undang-Undang dan peraturan yang dibuat.
Oleh sebab itu betapa pentingnya legeslatif bagi sebuah pemerintahan, untuk monitoring kinerja pemerintah.
Sebagai sebuah negara yang pernah mendapat “Mendali Demokrasi” dari IAPC (Asosiasi Internasional konsultan Politik) seharusnya Indonesia menjadi tempat untuk pendidikan demokrasi yang baik dan benar. Sebagai sebuah contoh untuk pemberlakuan Domokrasi pada tahap selanjutnya.
Anggota legeslatif yang ada sekarang bukanlah murni orang yang ditunjuk oleh rakyat melainkan partai politik, sedangkan partai politik tidak bisa digolongkan sebagai sebuah masyarakat, karena di dalam partai politik terdapat berbagai macam individu, agama, suku, ras, budaya, golongan, kepentingkan dan lain-lain.
Berarti yang ada sekarang bukanlah wakil rakyat tetapi orang yang mengklaim diri mereka sebagai wakil rakyat, bahkan yang paling lucu lagi jika orang yang mengklaim diri mereka sebagai wakil rakyat tidak pernah “berkunjung ke tempat rakyatnya dan tidak sedikit orang yang mengklaim diri sebagai wakil daerah tertentu bukanlah berasal dari daerah yang bersangkutan melainkan dari daerah lain di luar daerah yang mereka wakilka”.
Sudah menjadi pemandangan yang biasa bagi masyarakat jika mendekati masa Pemilu pasti akan banyak baleho, umbul-umbul, spanduk, poster dan lain-lain yang menghklaim sebagai wakil rakyat. Apakah ini yang disebut dengan demokrasi?
Kalau begini sepertinya demokrasi tidak memberikan sebuah harapan tetapi lebih kearah menyengsarakan.
Jika anggota legeslatif memeng wakil rakyat maka meraka adalah orang yang lahir dari tengah-tengah masyarakat bukan dari tengah-tengah partai politik. Serta tujuan dan kepentingan mereka di dewan adalah semata-mata untuk mensejahterakan rakyat bukan golongan atau partai tertentu. Maka jika seperti itu tidak akan pernah ada Undang-Undang yang akan bertentangan dengan rakyat seperti UU BHP, UU Penanaman Modal, UU Migas, UU Sumber Daya Alam, serta Perda-perda yang tidak sesuai dengan amanah rakyat.
Selain itu, juga tidak akan pernah ada seorang wakil rakyat yang ketakutan jika berkunjung ke tempat rakyatnya, tidak menggunakan beratus-ratus pengawal, dan tidak perlu waspada terhadap rakyatnya sendiri, karena dia benar-benar orang yang berasal dari rakyat dan ditunjuk langsung oleh rakyat.
Komitmen seperti inilah yang akan membangkitkan negeri ini bukan perebutan kekuasaan atau kedudukan tetapi lebih ke arah bagaimana memperjuangkan bangsa yang kian terpuruk ini. Jika kekuasaan berada di tangan rakyat maka rakyatlah yang berdaulat dan menentukan ke arah mana bangsa ini, dan semua keputusan yang di ambil semata-mata demi kepentingan rakyat dan tidak besebrangan dengan rakyat seperti yang terjadi sekarang ini. Itulah wakil rakyat yang sebenar-benarnya, maka pilihlah wakil rakyat yang benar-benar mewakili rakyat bukan wakil rakyat yang hanya mengklaim diri sebagai wakil rakyat.
Ahmad Sarli Anwar
Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Unlam
Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam
Jundullah.88.a.s.a@gmail.com

Rabu, 11 Maret 2009

CINTA SEJATI HANYALAH UNTUKMU

Cinta tidak pernah meminta, ia sentiasa memberi, cinta membawa penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta di situ ada kehidupan; manakala kebencian membawa kepada kemusnahan.~ Mahatma Ghandi
Tuhan memberi kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita? Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah namanya Cinta.
Ada 2 titis air mata mengalir di sebuah sungai. Satu titis air mata tu menyapa air mata yg satu lagi,” Saya air mata seorang gadis yang mencintai seorang lelaki tetapi telah kehilangannya. Siapa kamu pula?”. Jawab titis air mata kedua tu,” Saya air mata seorang lelaki yang menyesal membiarkan seorang gadis yang mencintai saya berlalu begitu sahaja.”
Cinta sejati adalah ketika dia mencintai orang lain, dan kamu masih mampu tersenyum, sambil berkata: aku turut bahagia untukmu.
Jika kita mencintai seseorang, kita akan sentiasa mendoakannya walaupun dia tidak berada disisi kita.
Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.
Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan rasa suka dimulai dari telinga. Jadi jika kamu mahu berhenti menyukai seseorang, cukup dengan menutup telinga. Tapi apabila kamu Coba menutup matamu dari orang yang kamu cintai, cinta itu berubah menjadi titisan air mata dan terus tinggal dihatimu dalam jarak waktu yang cukup lama.
Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan.
Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal dunia , lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya . Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi ada hayatnya.
Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas kurniaan itu.
Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat -Hamka
Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat.
Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.
Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu. Hanya untuk menemukan bahawa pada akhirnya menjadi tidak bererti dan kamu harus membiarkannya pergi.
Kamu tahu bahwa kamu sangat merindukan seseorang, ketika kamu memikirkannya hatimu hancur berkeping.
Dan hanya dengan mendengar kata “Hai” darinya, dapat menyatukan kembali kepingan hati tersebut.
Tuhan ciptakan 100 bahagian kasih sayang. 99 disimpan disisinya dan hanya 1 bahagian diturunkan ke dunia. Dengan kasih sayang yang satu bahagian itulah, makhluk saling berkasih sayang sehingga kuda mengangkat kakinya kerana takut anaknya terpijak.
Kadangkala kamu tidak menghargai orang yang mencintai kamu sepenuh hati, sehinggalah kamu kehilangannya. Pada saat itu, tiada guna sesalan karena perginya tanpa berpatah lagi.
Jangan mencintai seseorang seperti bunga, kerana bunga mati kala musim berganti. Cintailah mereka seperti sungai, kerana sungai mengalir selamanya.
Cinta mampu melunakkan besi, menghancurkan batu, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya cinta !
Permulaan cinta adalah membiarkan orang yang kamu cintai menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kamu inginkan. Jika tidak, kamu hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kamu temukan di dalam dirinya.
Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setitis embun yang turun dari langit,bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus,tumbuhlah oleh kerana embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur,di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji.~ Hamka
Kata-kata cinta yang lahir hanya sekadar di bibir dan bukannya di hati mampu melumatkan seluruh jiwa raga, manakala kata-kata cinta yang lahir dari hati yang ikhlas mampu untuk mengubati segala luka di hati orang yang mendengarnya.
Kamu tidak pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta. namun apabila sampai saatnya itu, raihlah dengan kedua tanganmu,dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya
Cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut ke mulut tetapi cinta adalah anugerah Tuhan yang indah dan suci jika manusia dapat menilai kesuciannya.
Bukan laut namanya jika airnya tidak berombak. Bukan cinta namanya jika perasaan tidak pernah terluka. Bukan kekasih namanya jika hatinya tidak pernah merindu dan cemburu.
Bercinta memang mudah. Untuk dicintai juga memang mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai itulah yang sukar diperoleh.
Satu-satunya cara agar kita memperolehi kasih sayang, ialah jangan menuntut agar kita dicintai, tetapi mulailah memberi kasih sayang kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan. (Dale Carnagie)