Selasa, 21 Oktober 2008

Mencari Pemimpin Sejati

Mencari Pemimpin Sejati

Benarkah pemilu 2009 akan menghasilkan pemimpin sejati?? Dunia ini sempit untuk mencari pemimpin-pemimpin sejati, pemimpin yang rela menjadi pelayan bagi rakyatnya, pemimpin yang telah merelakan semua harta dan nyawanya demi kesejahteraan rakyatnya.
Indonesia saat ini bukan hanya mengalami krisis ekonomi tetapi juga mengalami krisis pemimpin. Indonesia sudah 63 tahun merdeka tapi keadaan rakyatnya sama sekali tidak terlihat tanda-tanda orang merdeka. Pembangunan memang tersebar dimana-mana, gedung-gedung bertingkat pun hampir selalu menghiasi kota-kota besar di Indonesia, proyek-proyek atas nama pembangunan dan demi kesejahteraan rakyat pun di gelar dimana-mana. Tapi di bawah gedung pencakar langit itu dibawah gedung-gedung bertingkat ada jutaan rakyat Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sampah.
Negeri ini pun tidak salah jika disebut sebagai negeri pemulung, karena hampir di setiap pulau di negeri ini mempunyai puluhan bahkan ratusan pemulung.
Di Kalsel tidak usah ditanya lagi entah berapa banyak pengaih rezeki dengan bergulat di lumpur sampah. Tapi entah kenapa, semua itu seakan-akan sudah menjadi takdir mereka yang sudah tidak bisa dirubah lagi, bahkan yang paling unik lagi, ini sudah menjadi pekerjaan turunan yang tidak bisa dihentikan.
Jangankan pemimpin negeri (President) ini pemimpin Kalsel ini pun sepertinya hidup tak bernyawa, mereka seakan-akan mati rasa. Tidak bisa melihat penderitaan rakyat Kalsel yang setiap hari harus menghirup debu-debu batu bara.
Dan yang paling mengherankan Kalsel yang dikatakan sebagai kota Ibadah ini pun pada bulan Ramadhan masih membolehkan (dilegalkannya) tempat-tempat Hiburan Malam. Pada hal Kalsel mayoritas Islam tapi kenyataannya itulah yang terjadi.
Sepertinya pemimpin di negeri ini hanya akan bekerja jika di bayar, bahkan ada yang sudah di bayar tapi tidak bekerja. Tidak sedikit seperti ini mulai dari Birokratnya hingga yang paling bawah sekalipun, bahkan tidak jarang ada Guru bahkan Dosen yang tidak mengajar. Padahal mereka hidupnya dibiayai oleh pemulung, buruh, petani dan rakyat miskin lainnya. Tidak malukah mereka telah memakan uang yang bukan hak mereka, padahal anak-anak rakyat kecil ini hidup dalam derita bahkan tidak sedikit diantara mereka yang tidak mendapatkan pendidikan yang layak, bahkan banyak anak-anak mereka yang hanya bisa meneruskan pekerjaan ayahnya sebagai pencari barang-barang bekas dan lain-lainnya. Tetapi justru anak-anak Birokrat pemerintahan, Dosen, Aparat Keamanan, dan mereka yang di gaji oleh buruh malah menghambur-hamburkan uang mereka demi membelikan anak-anak mereka mobil, kendaraan, baju bagus, bahkan memakan-makanan yang mewah, minimal tercukupi gizinya, tapi tidak kah mereka melihat orang-orang yang membiayai mereka hidup, hanya hidup pas-pasan, pas hujan mereka basah, pas musim banjir mereka kebanjiran, pas digusur mereka kebingungan.
Lalu apakah ada pemimpin yang seperti Umar, Abu Bakar, Ustman, Ali. Disaat anak Umar minta belikan baju kepada nya, apakah Umar memberinya, apakah ketika anak Abu Bakar pesta minuman keras Abu Bakar tidak menghukumnya? Lalu apakah ada di negeri ini seorang pemimpin yang sanggup membunuh anak kesayangannya yang berpesta minuman keras demi tegaknya hukum di negerinya. Jangankan pemimpinnya penegak hukumnya pun tidak sanggup berbuat seperti apa yang telah dilakukan Abu Bakar terhadap anaknya. Lalu di mana seorang pemimpin menggendong sekarung gandum demi rakyatnya. Jangankan untuk menggendong sekarung gandum untuk berjalan saja SBY harus membawa puluhan pengawal, pada hal dia berkunjung di tempat rakyatnya sendiri.
Pemimpin sejati hanya akan ada dalam Islam, hanya dengan menerapkan Islam secara Kaffahlah pemimpin-pemimpin seperti itu akan ditemukan, sedangkan 2009 hanya akan menghasilkan pemimpin-pemimpin yang Koruptor dan Diktator.
Sudah saatnyalah kita semua terbebas dari ke Diktatoran ini, saatnya bangkit untuk mandiri, dan bersama-sama menerapkan Syariat Islam demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Karena pemilu sepertinya tidak mampu menghasilkan pemimpin-pemimpin unggul yang amanah untuk memimpin negeri ini, fakta telah bicara pemilu bukan hanya sekali saja di gelar di negeri ini tapi sudah beberapa kali dan hasilnya rakyat kecillah yang menderita. Mereka berlomba-lomba untuk maju ke kursi pemerintahan bukan untuk mengangkat derajat rakyat yang tertindas tetapi untuk mensejahterakan mereka dan partainya.

Tidak ada komentar: